Kamis, 02 Juli 2015

Tidak Suka Desainnya, Kim Jong-un Eksekusi Arsitek

Senin, 29 Jun 2015 | 10:38 am·

kim-jong-un-cries_original-www.sneakymag.com

Sketsanews.com – Penguasa Korea Utara, Kim Jong-un, berbuat semena-mena dalam memperlakukan rakyatnya. Baru-baru ini diberitakan bahwa arsitek Bandara Internasional Pyongyang dieksekusi gara-gara desainnya tidak disukai oleh Kim Jong-un. Saat terjadinya kasus tersebut, bermula ketika Kim Jong-un mendatangi terminal Bandara Internasional. Sebagaimana dikutip dari kantor berita Korut, KCNA, yang menerbitkan 30 foto slide show kunjungan pemimpin negara itu.

Penyebab adanya eksekusi itu berkaitan dengan cerita yang berkembang di negara itu yaitu tentang jadwal dibukanya bandara baru tersebut pada minggu ini yang akan menerima penerbangan dari China dan Rusia. Selain itu, beredar juga kabar lain, bahwa Ma Won-chun, selaku Direktur Departemen Perancangan Komisi Pertahanan Nasional, dirinya adalah arsitek utama Bandara Internasional Pyongyang, yang menghilang sejak 2014. Ditambahkan, Ma Won-chun juga kepala arsitek proyek terbesar di Korut. Dari penelusuan kasus itu, Kim Jong-un membunuh Ma Won-chun beserta lima pejabat tinggi lainnya. "Ma dieksekusi pada November 2014, atas tuduhan praktik korupsi dan kegagalan untuk mengikuti perintah (Kim Jong-un)," kata diplomat setempat yang menolak diidentfikasi.

Eksekusi kepala arsitek itu dinilai bertepatan dengan penangguhan pembangunan bandara. Dari situlah ketidak senangan Kim Jong-un terhadap Ma Won-chun. "(Desain) cacat yang diwujudkan dalam tahap terakhir dari pembangunan Terminal 2, karena desainer gagal mengingat ide keindahan arsitektur yang hidup dan jiwa partai. Arsitektur gagal untuk melestarikan karakter dan identitas nasional," kata Kim Jong-un menurut transkrip NKNews. "Hal ini diperlukan untuk menyelesaikan pembangunan terminal yang menjadi ikon Korut, sebuah wajah negara dan pintu gerbang yang ada di Pyongyang," lanjut bunyi transkrip itu. Belum jelas dari mana sumber dana Korut bisa membangun bandara besar itu, di saat rakyatnya dilanda kelaparan. (zu)