Sketsanews.com - Terjawab sudah secara tuntas, siapa saja 3 orang polisi yang didorong Mabes Polri untuk mendaftarkan diri ke Panitia Seleksi Calon Pimpinan atau Pansel Capim KPK.
Ketiganya adalah:
1. Irjen. Polisi Purn. Benny Mamoto
2. Irjen Polisi Yotje Mende
3. Irjen Polisi Syahrul Mamma
Dua dari tiga nama ini, yaitu nama Yotje Mende dan Syahrul Mamma sudah lebih dulu saya prediksi pada hari Minggu kemarin.
Dan prediksi saya benar 100 persen.
Tapi tampaknya kini sudah bisa dipetakan bahwa akan ada pertarungan 2 kubu yang sama-sama menjadi inner circle Presiden Joko Widodo.
Pertarungan itu adalah antara Kubu atau Gerombolan Hendropriyono versus Kubu seorang Menteri (yang menjadi tangan kanan Presiden Jokowi).
Jadi yang bisa dikatakan dengan majunya ketiga nama mendaftarkan diri mereka ke Pansel Capim KPK adalah gerombolan AM Hendropriyono dan Mantan Kepala BNN Gories Mere, patut diduga mau merambah dan menguasai KPK.
Bersaing ketat dengan ambisi seorang Menteri, yang diduga menjagokan seorang purnawirawan TNI untuk menjadi Pimpinan KPK.
Sialnya, Gerombolan Hendropriyono menyusup ke dalam rombongan Mabes Polri.
Hubungan baik Hendropriyono dengan PDIP tampaknya sedang disalah-gunakan.
Kita tahu bersama bahwa Wakapolri Komjen Budi Gunawan dan Kabareskrim Komjen Budi Waseso sangat amat dekat dengan Hendropriyono.
Sehingga, diloloskannya 2 nama yang menjadi bagian dari mata rantai Gories Mere di masa aktif di Kepolisian, mau dikemas seolah-olah menjadi jagoan resmi Mabes Polri.
Yang harus diwaspadai oleh Mabes Polri adalah, gerombolan Gories Mere adalah tipikal manusia yang tak punya loyalitas kepada institusi.
Dugaan tentang penunjukan langsung pembangunan Gedung BNN di daerah Sulawesi, dimana penunjukan langsung ini diduga diberikan langsung kepada saudara Benny Mamoto pada era kepemimpinan Gories Mere, patut ditelusuri dan diproses secara hukum.
Dugaan tentang hilangnya barang bukti narkoba sebesar 13 kg pada masa kepemimpinan Kapolri Jenderal Polisi Sutanto di tahun 2006, juga harus diingat kembali.
Dan satu fakta lagi yang sangat mencengangkan adalah, baik Gories Mere, ataupun Benny Mamoto, sejak pensiun, bergabung dan bekerja untuk perusahaan (semacam lembaga) yang didirikan Hendropriyono.
Jika seorang pegawai bekerja di institusi tertentu, maka atasannya akan dengan sangat leluasa memerintah dan mendikte.
Spesiaslisasi Hendropriyono dan Gories Mere, beserta gerombolan dan loyalis mereka, BUKAN dalam bidang pemberatasan korupsi.
Tapi selama ini, hanya fokus pada penanganan terorisme dan narkoba.
Dan khusus untuk penanganan terorisme, Hendropriyono diduga memang lebih banyak bekerjasama dengan Dinas Rahasia CIA.
Hubungan kerja Hendropriyono dengan CIA diduga memang sudah terjalin sejak lama, yaitu sejak Hendropriyono menjadi Kepala BIN di era pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri.
Sehingga tak heran, seminar demi seminar yang setahun ini sudah beberapa kali diadakan oleh perusahaan yang didirikan Hendropriyono (dimana didalamnya Gories Mere dan Benny Mamoto bekerja), adalah seminar-seminar tentang ISIS.
Baik Gories Mere, ataupun Benny Memoto, sepanjang aktif di kepolisian lebih fokus pada penanganan terorisme, dan belakangan di bidang anti narkoba melalui BNN.
Sedangkan Yotje Mende, sudah menjadi rahasia umum, adalah orangnya Gories Mere.
Sangat dekat.
Benar-benar dekat dan memang masuk dalam "anak didik" Gories Mere.
Pertanyaannya, kalau Gerombolan Hendropriyono yang masuk ke KPK, apa yang mau dilakukan CIA lewat kolega andalan mereka bernama Hendropriyono, jika ada orangnya Hendropriyono menguasai lembaga antikorupsi semacam KPK?
Sehingga kalau saya boleh jujur, dukungan penuh lebih pantas untuk diberikan kepada Irjen Syahrul Mamma.
Syahrul Mamma pernah bertugas sebagai Kepala Divisi Hukum Polri.
Kini ia diperbantukan ke Kantor Menkopolhukkam untuk menangani bidang Keamanan Nasional.
Mari dukung calon pimpinan KPK yang bebas dari pengaruh dan kepentingan asing.
Kita butuh pimpinan KPK yang menguasai bidangnya secara sungguh-sungguh.
Irjen Syahrul Mamma sangat pantas untuk didukung dan diberi kesempatan menjadi Pimpinan KPK.
Pilihlah yang bukan mencla mencle bidangnya, mengaku menguasai penanganan terorisme dan narkoba, tiba-tiba sekarang mau nemplok di bidang penanganan korupsi.
Jadi hanya 1 orang yang kredibel dari perwakilan jajaran kepolisian untuk bertarung memperebutkan posisi Ketua KPK.
Yaitu, Irjen Syahrul Mamma.
Sumber : www.katakamidotcom.wordpress.com