Sketsanews.com – Kabinet bentukan Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla masih belum memuaskan kinerjanya, salah satu penyebabnya karena para menteri tidak mengerti dengan konsep Nawacita dan Trisakti yang diusung sang presiden.
Hal itu diungkapkan Politikus PDIP Masinton Pasaribu. "Beberapa menteri ngertinya kerja kerja kerja, tapi roadmap-nya juga nggak ada," ujarnya dalam sebuah diskusi di Jakarta,seperti yang dilansir jawapos.com, Minggu (5/6).
Pendapat senada juga disampaikan Peneliti Indonesia Publik Institut (IPI) Karyono Wibowo. Nawacita dan Trisakti yang diusung presiden harus menjadi tolok ukur yang utama. Para menteri perlu membuat pakta integritas dan menyepakati visi yang diusung presiden. "Sehingga kebijakan yang diambil merujuk ke sana," katanya.
Ia menambahkan, sejumlah menteri memang perlu dievaluasi. Salah satunya, Menteri BUMN Rini Soemarno. Wacana kebijakan menjual aset-aset BUMN jelas bertentangan dengan prinsip Nawacita Jokowi. Nama lain yang perlu dipertimbangkan di-reshuffle adalah Menteri ESDM Sudirman Said dan Menko Perekonomian Sofyan Djalil.
Sementara itu, peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Imanuddin Abdullah mengatakan, beberapa menteri memang perlu dipertimbangkan untuk diganti. Namun, tidak kalah pentingnya, kepemimpinan Jokowi juga perlu dibenahi. Jokowi perlu memperbaiki gaya kepemimpinannya.
Menurutnya, permasalahan utama bukan terletak pada menteri namun leadership Jokowi sebagai pengatur semua kebijakan. Sebab, diperlukan koordinator yang bisa mengatur irama untuk menyatukan kebijakan menteri yang bermuara kepada konsep Nawacita. "Kalaupun diganti menteri ekonominya, yang terjadi tidak ada perubahan," katanya.