Sketsanews.com – Mata uang tunggal Eropa, euro pun langsung anjlok, setelah hasil referendum Yunani. Referendum yang digelar Minggu (5/7/2015) menghasilkan penolakan atas ketentuan ketentuan yang dibuat kreditur untuk pencairan dana talangan.
Hasil referendum Yunani menghasilkan 60% masyarakat Yunani mendukung pemerintah dan menolak aturan-aturan bailout yang disodorkan negara kreditur.
Pada Senin (6/7/2015), euro tercatat sempat merosot 0,9% ke level USD 1,1012 sebelum akhirnya sedikit membaik ke USD 1,0967. Euro sempat merosot hingga 1,5% atas yen sebelum akhirnya surut ke 13 4,53.
Pasar berjangka AS juga merosot 1,4%. Harga minyak mentah dunia ikut turun, dengan minyak Brent turun 67 sen ke level USD 59,65.
Para pelaku pasar memiliki harapan yang tinggi agar Bank Sentral Eropa mengambil langkah awal untuk pengucuran likuiditas ekstra. Semetnara pemerintah Jepang mengatakan siap untuk merespons apa yang dibutuhkan pasar dan berkomunikasi dekat dengan negara lainnya.
Menteri Keuangan zona euro akan menggelar pertemuan darurat pada Selasa (7/7/2015) untuk membahas secara khusus krisis Yunani.
"Banyak yang sekarang berharap pada apa yang dilakukan Bank Sentral Eropa untuk dukungan likuiditas kepada bank-bank Yunani," ujar Antonin Jullier, kepala analis Citi.
"Bank Sentral Eropa memiliki kapasitas untuk membatasi meluasnya kerusakan… tapi kita mungkin masih akan melihat anjloknya pasar saham Eropa hingga 3% pada Senin," tambahnya.
Sumber: rimanews.com