Sketsanews.com – Hadirnya seorang spotter (observer) dalam gelar aksi
penembak runduk (sniper) menjadi elemen yang menentukan. Tanpa spotter,
sniper hanya beraksi sebagai eksekutor rapuh yang sulit mempertahankan
diri saat misinya usai. Memang tak sedikit sniper yang mampu beroperasi
secara mandiri, tapi melihat kompleksitas misi dan sasaran, maka
dukungan spotter dalam konteks saat ini menjadi mutlak.
Meski seorang sniper punya kualifikasi tempur yang serba mumpuni,
tapi toh sebagai manusia biasa, sniper punya banyak keterbatasan. Untuk
mengamati keadaan, mencari sasaran, menghitung jarak, mengoreksi hasil
tembakan, dan melindungi keberadaan sang sniper, itulah semua tugas dari
spotter.
Dalam prakteknya, seorang spotter juga memiliki kualifikasi sebagai
sniper yang sama terlatihnya dengan sang eksekutor, dan dalam operasi
tempur, posisi spotter dan sniper bisa dilakukan saling bergantian
secara fleksibel, tergantung perencanaan dan kesepakatan di awal misi
atau siapa yang punya kesiapan mental dan kondisi fisik yang lebih baik
untuk menarik pelatuk senapan.
Sumber: www.indomiliter.com