Senin, 15 Juni 2015

Panglima TNI dari AD Dinilai untuk Imbangi Polri

sketsanews.com – Pengamat politik dari Universitas Indonesia, Arbi Sanit menilai bahwa penunjukkan KSAD Jenderal Gatot Nurmantyo sebagai calon Panglima TNI murni karena kepentingan politik Presiden Joko Widodo.
Menurutnya, Jokowi melawan tradisi pergantian pucuk pimpinan TNI yang selalu bergilir setiap Matra TNI karena kebutuhan untuk mengamankan dirinya.

“Penunjukkan Gatot murni karena kepentingan politik pemerintahan saat ini. Jokowi perlu mengamankan pemerintahannya dan saya rasa hanya TNI AD yang bisa memberikan hal itu,” ujarnya, Rabu (10/6).
Arbi menyatakan, saat ini hanya TNI AD yang memiliki struktur sampai ke tingkat desa seperti halnya Polri. Oleh karena itu, penunjukkan KSAD tidak lebih dari sekedar untuk mengimbangi kekuatan Polri yang bisa sampai masuk ke tingkat desa.
“Dasar politiknya adalah keperluan pemerintah Jokowi untuk menyeimbangkan kekuatan Polri. Karena strukturnya relatif sama, sampai setingkat Babinsa pun hanya Polri dan TNI AD yang punya, sementara Matra lain tidak. Dari segi kuantitas personel, TNI AD pun lebih banyak,” ungkapnya.
Dia menduga, alasan untuk menyeimbangkan kekuatan Polri dan TNI AD karena selama ini Jokowi menilai Polri terus “melawan”.

“Lihat saja ketika Polri dianggap publik tidak mematuhi presiden dalam beberapa kasus terakhir, presiden seperti tidak punya ketegasan. Jadi sekarang digunakan keseimbangan supaya Polri tidak semena-mena terus. Jadi Polri memang sengaja dihadapkan dengan TNI AD,” tutur Arbi
Sumber Suara merdeka.com