Sketsanews.com – Dony Darmawan adalah nama yang diberikan oleh kedua
orang tuanya. Orang tuanya berharap supaya anaknya bisa memberikan
banyak manfaat kepada orang lain.
Orangbtuanya menyarankan agar Dony menjadi seorang pendidik/guru.
Setelah lulus SMU, Dony kuliah dengan mengambil jurusan FKIP. Tahun
berganti tahun, akhirnya masa wisuda itu pun datang. Lulus kuliah Dony
diterima mengajar disebuah sekolah menengah pertama di kotanya.
Tahun
pertamanya jadi seorang guru, tidak sulit bagi Dony untuk beradaptasi
dengan lingkungan sekolah tempatnya mengajar.
Selain orangnya supel, Dony juga mudah bergaul. Maka tak
mengherankan, teman-temannya sangat banyak, mulai dari sesama guru,
karyawan sekolah dan banyak dari wali murid yang akrab dengannya. Acap
kali, ada diantara wali murid yang mampir ke rumahnya, hanya sekedar
untuk ngobrol atau curhat permasalahan yang menyangkut anaknya. Satu
lagi kelebihan Dony, yakni dia termasuk guru yang cerdas. Karena
kecerdasannya inilah, dia juga banyak kenal dengan masyarakat kalangan
atas, diantaranya, direktur suatu perusahaan, atau pengusaha kaya.
Tak disangka, karena banyak dari teman-temannya yang mampir ke rumah,
hal itu menimbulkan masalah baru yang tak pernah ia pikirkan, ia harus
berurusan dengan pihak berwajib. Gara-garanya, ada diantara teman Dony
yang sedang jadi buron polisi, yang juga pernah mampir ke rumahnya.
Bulan September 2003, waktu itu masih pagi, belum juga muncul sang
mentari, Dony kedatangan tamu sekitar 4 orang yang berpakaian safari,
Dony menyangka mereka adalah sesama guru yang hendak bertamu. Selesai
berbasa-basi, mereka berempat mengajak Dony untuk berkeliling kota,
menikmati keindahan bangunan dan alamnya. Sepanjang pejalanan, barulah
Dony tahu kalo mereka adalah polisi. Mereka menanyai Dony tentang Rudi
yang beberapa minggu lalu pernah mampir ke rumahnya, siapa saja
teman-teman Rudi waktu itu, juga dari mana saja mereka semua. Dony pun
menjawab apa adanya, bahwa yang ia kenal hanyalah Rudi dan Hendra,
memang waktu itu mereka berdua mampir dan bincang-bincang segala macam
hal. Adapun teman-teman Rudi yang lain, ia tidak mengenalnya dan baru
sekali itu mereka datang ke rumah. Dony diberi tahu oleh petugas
tersebut, bahwa diantara teman-teman Rudy yang ikut mampir ke rumahnya
waktu itu, sedang jadi buronan polisi. Dony pun bisa dikaitkan dengan
kasus temannya Rudy tersebut, dikarenakan telah menerima mereka sebagai
tamu di rumahnya.
Benar saja kata petugas tersebut. Dony harus tetap merasakan
pengapnya udara bui selama beberapa hari, disana Dony terus evaluasi dan
intropeksi diri, mungkinkah ada kenalannya yang pernah ia sakiti,
sehingga harus ia balas dengan mendekam di balik jeruji besi. Musuh tak
punya, pasal melanggar hukum juga tak ada, tapi kenapa ia tetap
dipenjara juga?
Pemeriksaaan terhadap Dony pun dilakukan di beberapa tempat, yang
menanyai juga berganti-ganti petugas. Rupanya Dony masih beruntung,
karena tidak ada siksaan fisik pada dirinya. Apa karena ia seorang yang
berpendidikan tinggi dan juga seorang guru, sehingga mereka tidak mau
menyiksa Dony? Atau mungkin saja mereka khawatir kalau nanti Dony akan
menuntut mereka dengan pelanggaran HAM? Mungkin saja..
Di lain waktu, Dony melihat seorang petugas yang sangat arogan
terhadap seseorang yang juga sebagai pesakitan. Entah apa salahnya,
dengan kata-kata kasar petugas tersebut memaki maki, tak lupa tangannya
juga sesekali menampar. Menyaksikan hal tersebut, Dony bersyukur berkali
kali, kejadian yang menimpa orang tersebut, tidak menimpanya. Genap
sudah 10 hari Dony menginap di penjara, esoknya merupakan hari terakhir
ia menjalani rutinitas sebagai narapidana, dan besok ia boleh kembali
kepada keluarga.
Setelah keluar dari penjara, ada sedikit beban mental yang
mengganggu. Bagaimana tidak, sebagai seseorang yang berprofesi sebagai
guru –dalam bahasa jawa, guru: digugu lan ditiru/dipercaya dan dicontoh–
hendaknya ia bisa memberikan teladan yang baik buat orang lain, ee..
dirinya malah berurusan dengan pihak yang berwajib. Untunglah, para
tetangga dan lingkungan sekolah menyemangati dan menerimanya dengan
baik. Mereka juga tahu, kalau peristiwa yang menimpa Dony adalah
kesalahpahaman saja.
Mulai saat itu Dony agak selektif kalau ada temennya yang mau mampir
ke rumah, jangan sampai karena sikap kurang hati-hatinya, dirinya harus
berurusan dengan polisi lagi. Disisi lain, sifat Dony yang ramah, supel
dan mudah bergaul tidak luntur, itu juga yang menjadikannya bisa segera
move on. Dan yang lebih utama, ia bisa kembali mengajar setelah sekian
waktu tertunda.
Penulis : Hasan Danuri
tautan : http://sketsanews.com/guru-berbakti-malah-di-bui/