Sketsanews.com - Presiden Joko Widodo menghadiri acara penutupan Rembuk Nasional Aktivis 98, di Jakarta International Expo (JIExpo), Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu sore, 7 Juli 2018. Pro dan kontra ada dibalik gegap gempita acara, ada hal menarik dan keanehan menurut netizen di Medsos. Berikut tangkapan dari Drone Emprit.
Narasi Utama Rembug Nasional Aktivis 98: Jokowi2Periode dan BubarkanPKS
oleh : Ismail Fahmi
DATA
Dengan kata kunci "rembug nasional" atau "aktivis 98", DE mengumpulkan data percakapan selama 7 hari terakhir. Hasilnya, didapat 934 mention di media online dan 10K mention di Twitter.
SNA
Langsung saja kita lihat peta SNA untuk mengetahui peta narasi dan cluster yang membahas topik ini. Dari peta SNA tampak jelas ada 2 cluster. Cluster kiri mewakili Rembug Nasional dan cluster kanan yang lebih besar ukurannya mewakili cluster oposisi.
Dari cluster pro Rembug Nasional, tampak akun @faizalassegaf yang paling dominan mewakili warganet di sana. Disamping dia ada akun2 lain seperti @permadiaktivis, @MurtadhaOne, @RizmaWidiono, dll.
Sementara itu di cluster oposisi pemerintah @maspiyuu dan @RestyCayah yang paling dominan, dibantu oleh beberapa akun top influencers yang jumlahnya lebih banyak dibanding cluster pro Rembug Nasional.
Selengkapnya di : https://sketsanews.com/narasi-utama-rembug-nasional-aktivis-98-jokowi2periode-dan-bubarkanpks/
TOPIK TWITTER
Kalau kita lihat di peta hashtags, tampak ada pertempuran dua narasi, yaitu: #Jokowi2Periode, #Aktivis98BersamaJokowi dan #BubarkanPKS melawan #2019GantiPresiden, #GelangKode dan #Aktivis98DP30.
Berikut ini beberapa highlight most retweeted status.
"Monas tdk diizinkan, kami putuskan tgl 7 Juli, Rembuk Nasional aktivis 98 pindah lokasi ke JIExpo Kemayoran Jkt Pusat. Berbagai perwakilan elemen rakyat dari seluruh Indonesia akan hadir dlm solidaritas nasional anti intoleran, radikalisme & terorisme.
#BubarkanPKS !" - Faizal Assegaf, 3 hari sebelum acara.
#BubarkanPKS !" - Faizal Assegaf, 3 hari sebelum acara.
"TERUNGKAP! JEJAK DIGITAL Ketua Panitia Rembuk Aktivis 98 Ternyata Pernah Jadi TERSANGKA Kasus Pemalsuan. Dan ternyata Ketua DPD Hanura Riau." - Mas Piyu.
"Menuju lokasi Rembuk Nasional Aktivis 98, sebuah momen bersejarah, 20 tahun trcerai berai, kini bangkit melawan intoleran, radikalisme & terorisme.
Berkumpul dlm warna-warni perbedaan, tanpa membedakan. Satu tekat: @BubarkanPKS ! Partai pembela gembong terorisme !" - Faizal Assegaf.
Berkumpul dlm warna-warni perbedaan, tanpa membedakan. Satu tekat: @BubarkanPKS ! Partai pembela gembong terorisme !" - Faizal Assegaf.
"'Rembuk Nasional Aktivis 98' Kenapa Peserta Tua-Tua Gitu? Apa BEBAN Hidup di Era Jokowi Begitu Berat?" -- Mas Piyu menampilkan gambar bapak tua lusuh dengan kaos Aktivis 98 di antara para peserta aksi.
"Sandiaga Uno & Mardani A. Sera disinyalir dalang pnggrak loyalis PKS di medsos utk mfitnah kegiatan Rembuk Aktivis 98. Aneka foto rakyat kecil yg hadir di JIExpo diplintir guna meredam isu anti intoleran, radikalisme & terorisme. Modus licik para pembela partai terorisme!" - Faizal Assegaf.
"Tetiba jadi ingat #GelangKode waktu acara CFD #2019GantiPresiden tempo lalu.
Sekarang di "Rembug Aktivis 98" Susi Ferawati yg dl merasa di Persikusi dg gelang kodenya pun hadir bergabung dg gerombolan lain.
Mereka akan selalu berkumpul, karena air dan minyak tidak bisa bersatu." - Bang Pino_
Sekarang di "Rembug Aktivis 98" Susi Ferawati yg dl merasa di Persikusi dg gelang kodenya pun hadir bergabung dg gerombolan lain.
Mereka akan selalu berkumpul, karena air dan minyak tidak bisa bersatu." - Bang Pino_
"Presiden Jokowi di Penutupan Rembuk Nasional Aktivis 98, Jakarta, 7 Juli 2018." - MurtadhaOne menampilkan video Jokowi menutup acara rembug nasional.
Tampaknya tik-tok pernyataan dari kedua cluster cukup ramai, dengan narasi utama seperti disampaikan dalam status-status di atas. Cukup beragam, dari kedua sisi, dari berbagai top influencers kedua cluster.
TOPIK MEDIA ONLINE
Bagaimana dengan narasi di media online? Apakah juga menggambarkan perdebatan seperti kedua cluster di Twitter?
Dari Topic Map media online, narasi atau agenda setting tampaknya lebih positif buat Jokowi. Bisa dilihat di headline berikut:
"Presiden Jokowi Berterima Kasih pada Aktivis 98" - INDONEWS.ID.
"Presiden Ajak Masyarakat Lawan Intoleransi, Radikalisme dan Terorisme" - WWW.BERITAJATIM.COM
"Presiden Jokowi Tutup Rembuk Nasional Aktivis 98 | Jurnal Mojo" - JURNALMOJO.COM
"Jokowi tutup Rembug Nasional Aktivis 1998 - ANTARA News Kupang, Nusa Tenggara Timur" - KUPANG.ANTARANEWS.COM
"Rembuk Nasional Aktivis 98 Didukung Masyarakat www.inilah.com" - NASIONAL.INILAH.COM
"Presiden tindak lanjuti usulan pahlawan Aktivis 98 - ANTARA News Banten" - BANTEN.ANTARANEWS.COM
ANALISIS
Tampaknya ada perbedaan agenda setting atau narasi yang berkembang antara media online dan media sosial. Media online lebih banyak memberitakan pernyataan dan fakta yang resmi. Sedangkan media sosial lebih beragam, berisi dukungan dan kritikan oleh para netizen dan top influencers dari masing-masing cluster.
Jika tidak ada diskusi atau kritik di media sosial, maka banjirnya dukungan yang diberitakan secara positif oleh media online ini akan berkontribusi positif tanpa pengurangan oleh sentimen negatif yang berarti.
Namun, dengan adanya media sosial, dimana ada sebagian warganet yang mengulik dan mencari-cari bukti adanya keunikan, keanehan, atau rekayasa di balik acara ini, tampaknya telah menumbuhkan sentimen negatif atau memunculkan keraguan akan kemurnian dan ketulusan dukungan dari rembug nasional tersebut.
Dari pernyataan tokoh utama rembug nasional yang ditunjukkan oleh Faisal Assegaf dalam twit-twitnya yang banyak diretweet, tampak ada dua narasi besar yang diangkat dari acara ini, yaitu: dukungan bagi Jokowi 2 Periode, dan sekaligus serangan bagi PKS, melalui tagar BubarkanPKS.
KESIMPULAN
Di antara calon presiden 2019 yang paling besar mendapat dukungan adalah Jokowi. Satu per satu dukungan mengalir, dan ini akan memperkuat basis suara dan dukungan publik nanti pada saat pilpres.
Khusus terkait dukungan dari Aktivias 98 melalui Rembug Nasional ini, dialektika percakapan dalam media sosial dan media online telah memunculkan keraguan atas kemurnian dan ketulusan dukungan tersebut. Dalam bahasa lain muncul keyakinan adanya rekayasa dalam aksi ini.
Saran, sentimen negatif ini bisa dinetralisir oleh cluster Rembug Nasional dengan membuktikan kemurnian peserta dan gerakan yang tidak ditunggangi oleh kepentingan politik atau bayaran seperti yang ditudingkan.