Rabu, 02 Mei 2018

KAOS YANG BIKIN OTAK POLITISI CHAOS

KAOS YANG BIKIN OTAK POLITISI CHAOS

Oleh : Agi Betha

Sketsanews.com - Saat ini pikiran para politikus lagi CHAOS. Kacau balau. Mereka menghadapi situasi dimana struktur dan sistem baku dalam berpikir sudah ruwet. Dan itu semua hanya gara2 KAOS.

Bayangkan..! Tahun lalu, hanya karena kalimat 'Jangan mau dibohongi pakai Al Maidah 51', jutaan masyarakat Indonesia disatukan. Sekarang, hanya dengan kata2 yg lebih singkat lagi '2019 Ganti Presiden', jutaan massa di berbagai kota besar di-euphoriakan.

Baca Selengkapnya di Sketsanews.com








LUCUNYA. Nah ini bagian yg paling menggelikan untuk diamati. Salah satu petinggi PDIP, Dwi Ria Latifa, terserang cara berpikir Chaos itu tadi. Ia dilanda kepanikan. Saking bingungnya menghadapi kondisi psikologi massa yg unpredictable, ia sampai menuduh: "Saya dapat info bahwa kaos ganti presiden dimana2 dijual murah, bahkan dijual ketengan. Saking gak lakunya."

KURANG INFORMASI. Sepertinya bu Latifa sekali2 perlu jalan2 ke MARKETPLACE. Selama ini PDIP ajak kader jalan2 ke Tiongkok untuk anjangsana belajar ke Partai Komunis China saja bisa, masak ngiter di dunia maya yg cuma pakai jari jempol, berat dilakukan.

NAH, di marketplace bu Latifa yg tangan kanan bu Mega itu akan bisa menyaksikan: Betapa kaos GantiPresiden memang laku keras. Pada beberapa seller malah out of stock. Dan feed back yg diterima penjual bisa mencapai puluhan, bahkan ratusan. Jangan dikira ini perkara kecil, karena satu orang buyer jarang yg hanya membeli 1 lembar kaos. Mereka bisa order beberapa, bahkan sampai puluhan kaos. Pengirimannya tak cuma ke pelosok Indonesia, tapi jg ke negara lain.
Bagaimana pembayarannya? GAK PAKAI NGUTANG.

Ini menandakan Ganti Presiden sudah menjadi SOCIAL MOVEMENT. MENASIONAL, BAHKAN MENGINTERNASIONAL. Sebuah Social Movement akan terjadi ketika rakyat sudah tidak perlu lahi diojok-ojoki. Tidak perlu diiming-imingi. Tidak perlu digerojok barang gratisan. Social Movement adalah gerakan yg tumbuh dari bawah, atas kesadaran swadaya masyarakat sendiri mereka bergerak. Dari mulanya hanya sebuah geliat kecil, lalu merangsek meluas, dan akhirnya menjadi gelombang raya yg bergulung2.

Pengikut Gerakan Sosial itu akan saling menghampiri meski tak kenal. Saling menguatkan meski bukan saudara. Saling membantu tanpa bertanya engkau siapa. Semuanya semata karena adanya kebutuhan untuk mengisi jiwa yg resah dan masa depan yg tercabik-cabik.

Sebuah Social Movement yg padat, solid, dan kuat, akan menggelinding bak bola salju. Kian lama kian membesar. Tahan terhadap ancaman, kuat menghadapi makian, dan water proof dari perundungan perundang-undangan.

Kenapa? Karena Social Movement bukan makar. SOCIAL MOVEMENT ADALAH ANAK KANDUNG DEMOKRASI. Ia lahir dari rahim demokrasi itu sendiri.

Kembali ke soal kaos. Lalu bagaimana nasib kaos bertagline '2019 Tetap Jokowi'?. Sorry to say, nasibnya mengenaskan. Masa depannya suram. Menjadi sebuah gerakan sosial yg sia-sia dilakukan. Layu sebelum berkembang, boro-boro akan berbuah. Entah bagaimana sisa-sisa kaos itu nantinya akan dikemanakan.

MENJAWAB TUDINGAN. Dan menjawab tudingan mbak PDIP bahwa kaos 'Ganti Presiden' sudah dijual KETENGAN karena gak laku, maka sebenarnya si embak sedang membuat Ujaran Kepanikan. BERHALUSINASI. Tak sadar ia menunjuk ke mukanya sendiri. Ia mengatai dan membuka borok kelompoknya.

Taukah bagaimana history dr kaos 'Dia Sibuk Kerja' yg dipakai pro-Jkw di CFD hari minggu lalu? BETUL, KAOS ITU DIBAGIKAN. Banyak yg bersaksi melihat pembagian gratisnya di sekitar Sarinah. Kenapa kok disebar gratis? Karena kalo dijual tidak laku, meski harganya ketengan.

Apa tanda2 dari kaos gratisan? Kaos gratisan untuk kebutuhan politis ditandai dari bahannya yg sangat tipis, mulur, terlihat sangat murah, karena memang disiapkan untuk sekali pakai.
Persis seperti filosofi pembuatan kondom, kata netizen, sekali pakai lalu buang.
😎😎😎😎😎


(in)