Sketsanews.com – Sebanyak tiga orang tewas tertimpa longsoran tebing setinggi 100 meter di area penambangan galian golongan C di Dusun Kasiman, Desa Gemblengan, Kecamatan Garung, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah (Jateng), Minggu (9/10).

Ketiga korban warga Sendangsari, Kecamatan Garung itu adalah Manidi sopir truk dan dua penambang, yakni Panto dan Slamet.
“Meskipun Kecamatan Garung merupakan daerah rawan bencana tanah longsor, namun kejadian yang menimpa tiga warga Sendangsari tersebut murni kecelakaan kerja,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wonosobo, Prayitno, di Wonosobo, Minggu (9/10).
Menurut Prayitno, peristiwa itu terjadi pada Minggu sekitar pukul 10.00 WIB. Saat itu cuaca cerah dan sama sekali tidak ada hujan. Mereka para penambang yang sedang melakukan aktivitas penambangan dengan menggali material galian golongan C di tebing tersebut.
“Tiba-tiba tebing setinggi sekitar 100 meter itu mengalami longsor. Material yang berguguran menimbun dua penambang dan seorang sopir,” kata Prayitno.
Prayitno menuturkan proses evakuasi dilakukan oleh unsur relawan dan berlangsung hingga Minggu sore.
Ketiga korban ditemukan dalam kondisi meninggal. Setelah kejadian tersebut, pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk membahas perihal penambangan galian golngan C.
Kabupaten Wonosobo yang terdiri atas 15 kecamatan merupakan kawasan terdampak longsor. Hampir di tiap kecamatan itu pernah terjadi bencana longsor. Tiga kecamatan merupakan rawan bencana banjir, yakni Kecamatan Leksono, Wonosobo, dan Selomerto.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Cilacap, Tri Komara Sidhy, mengatakan arus kendaraan yang melintas di jalur selatan Jateng dilaporkan macet akibat longsor di Desa Panulisan, Kecamatan Dayeuhluhur, Kabupaten Cilacap.
Berdasarkan laporan, longsor tersebut terjadi petang tadi dan menutupi jalan nasional itu sehingga mengakibatkan kemacetan sepanjang 5 kilometer.
Bantuan Alat
Berat Menurut Tri, BPBD Kabupaten Cilacap telah menghubungi Balai Besar Wilayah Sungai Citanduy di Kota Banjar, Jawa Barat, untuk meminta bantuan alat berat.
Peralatan tersebut digunakan untuk menyingkirkan material longsoran yang menutupi ruas jalan di perbatasan Jateng- Jabar itu.
Dalam kesempatan terpisah, Pejabat pembuat komitmen pelaksanaan jalan nasional Wilayah Wangon-batas Jabar, Eddy Syahputra, mengatakan longsor terjadi di Km 105+300 dan menutup separuh badan jalan.
“Longsor di Km 105+300 berarti di sekitar pabrik (pabrik pengolahan kayu PT Waroeng Batok Industry, red.),” kata Eddy.
(Wis/Koran-jakarta)