Sketsanews.com – Debat calon Presiden AS kedua berlangsung di Washington University di Missouri. Debat berlangsung tegang dengan kedua kandidat, Donald Trump dari Republik, dan Hillary Clinton dari Demokrat, saling menyerang secara personal.

Sebelum debat dimulai, Trump dilanda skandal rekaman audio video vulgar Trump yang melecehkan perempuan. Dalam acara “Access Hollywood” pada tahun 2005, Trump yang tidak sadar audio menangkap pembicaraannya, memberikan komentar yang vulgar dan melecehkan perempuan. Contohnya, Trump berusaha merayu perempuan bersuami dan menyombongkan dirinya bisa melecehkan perempuan sesuka hatinya karena dirinya seorang bintang.
Debat malam ini berlangsung dalam format tanya jawab dengan warga yang mengajukan pertanyaan lewat media sosial. Salah satu pertanyaan adalah, Trump, apakah Anda telah berubah sejak tahun 2005 ketika Anda mengucapkan komentar yang merendahkan perempuan tersebut?
Trump menjawab,”Bill Clinton (suami Hillary dan mantan Presiden AS) lebih buruk. Kalau dia benar-benar melakukan tindakan yang melecehkan sementara saya hanya mengucapkan kata-kata saja. Bill menyerang dan melakukan kekerasan dan Hillary juga menyerang perempuan,” kata Trump.
“Saya minta maaf atas ucapan saya dan saya tidak bangga atas ucapan saya tersebut,” lanjut Trump.
Sebelum debat, Trump mengadakan konferensi pers yang “tidak biasa”. Sekitar 90 menit sebelum debat, Trump mengadakan konferensi pers dengan empat perempuan yang mengaku sebagai korban pelecehan seksual Bill Clinton dan pernah diancam Hillary Clinton. Di antaranya, Paula Jones yang mengaku pernah dilecehkan Bill Clinton di era 1990-an, dan Juanita Broddrick yang mengatakan pernah diperkosa Bill tahun 1978.
Hillary membalas serangan Trump, “Ucapan Trump tidak benar. Dia tidak pernah membicarakan agenda atau program. Trump seenaknya saja membicarakan hal yang dia inginkan”.
“Kata Michelle Obama (ibu negara AS), ‘kalau dia menyerang rendah, kamu harus bersikap bermartabat’,” tambah Hillary.
Hillary menambahkan Trump tidak pernah minta maaf kepada Keluarga Kahn, keluarga muslim yang yang anaknya seorang tentara AS dan meninggal demi AS. Trump malah menyerang mereka yang islam, dan tidak pernah maaf atas ucapan rasial dan kebohongan terhadap kewarganegaraan Obama.
Salah seorang warga menanyakan mengenai skandal email Hillary. Hillary mengatakan dirinya bertanggung jawab atas skandal tersebut tetapi masalah itu sudah selesai.
Trump membalas dengan akan memerintahkan Jaksa Agung untuk melakukan penyelidikan penuh terhadap skandal tersebut. “Jika saya menang, saya akan minta Jaksa Agung untuk melakukan penyelidikan skandal email Hillary”.
Hillary menggunakan server surat elektronik pribadi oleh Clinton selama menjabat sebagai menlu. Diduga email tersebut diretas dan membahayakan keamanan negara. Diduga juga 33.000 email telah dihapus.
(Wis/Beritasatu)