Rabu, 17 Juni 2015

Misteri Bercak Darah di Keris Pangeran Diponegoro

319241_urban-legend_663_382
Sketsanews.com - Keris itu merupakan salah satu senjata andalan pangeran.
Siapa yang tak mengenal sosok pahlawan Indonesia yang tetap berperang meski sudah dalam kondisi sakit dan harus ditandu keluar masuk hutan selama melancarkan perang gerilya melawan penjajah.

Pangeran Diponegoro, dia lah pahlawan itu. Sang jenderal sejati yang merelakan hidup dan matinya untuk kemerdekaan Indonesia.

Kehebatan laskar perang yang dipimpin Diponegoro hingga saat ini masih dapat diketahui melalui berbagai bukti sejarah yang ada di buku maupun museum.

Selama melancarkan perlawanan sudah banyak musuh yang dikalahkanya dengan senjata-senjata yang dimilikinya. Salah satu senjata andalan Diponegoro ialah sebilah keris yang konon memiliki kesaktian dan daya racun yang mematikan.

Keris itu kini tersimpan rapi di Museum Diponegoro yang berdiri di bekas rumah Pangeran Diponegoro yang pernah dibakar tentara Belanda. Museum itu terletak sekitar empat kilometer dari Kota Yogyakarta. Museum itu dibangun pada pertengahan tahun 1968 hingga 19 agustus 1969.

Pembangunannya diprakarsai oleh Mayjen Surono yang saat itu menjabat Panglima Kodam Diponegoro hingga akhirnya diresmikan Presiden Soeharto dan diberi nama Sasana Wiratama yang artinya tempat prajurit
keris saksi milik Diponegoro disimpan bersama 100 koleksi senjata miliknya lainnya.

Namun, keris yang memiliki luk 21 bernama Kyai Omyang itulah yang menjadi koleksi andalan di museum itu. Konon, keris itu dibuat oleh seorang Empu yang hidup pada masa kerajaan Majapahit.

Keris ini pernah dipakai Pangeran Diponegoro saat perang melawan Belanda. Yang unik dan cukup membuat siapa saja yang melihat wujud keris itu merinding ialah, di ujung keris terlihat dipenuhi bercak darah.

"Mungkin saja ini bekas darah manusia karena memang digunakan untuk berperang. Asal usul keris ini dari trah Pangeran Diponegoro," ujar Slamet Wiroatmojo, petugas museum.

Bercak darah di ujung keris hingga saat ini tidak bisa dibersihkan, karena sudah menyatu dengan tubuh keris.

Tak ada yang tahu, darah siapa saja yang telah membasahi ujung keris itu dan kenapa darah itu tetap melekat meski keris itu pada masanya rutin digunakan untuk berperang.

Sebenarnya tak hanya keris saja yang berlumur darah, tapi juga sebuah pedang perang Diponegoro.

Pedang yang berasal dari Kerajaan Demak itu terlihat berlumuran darh di bagian sisi tajamnya.

"Saya kira warna merah ini juga bekas darah , karena sudah terlalu lama lalu menyatu tak bisa dibersihkan. Jika habis pegang pedang ini cuci tangan karena biasanya diberi racun," ujar Slamet.
sumber: www.viva.co.id